Bisnis properti menjadi salah satu lini usaha yang terpukul sejak adanya virus Corona (COVID-19). Tak hanya penjualan saja yang menyusut, dari sisi harga pun mau tidak mau jadi stagnan selama diserang pandemi tersebut.
“Sementara kita belum menaikkan harga,” ujar Ketua Umum DPP REI Nasional Totok Lusida kepada detikcom, Kamis (9/4/2020).
Totok menjelaskan pada dasarnya harga jual di bisnis properti bakal senantiasa naik di kondisi apapun. Akan tetapi, karena masyarakat juga kena imbas dari pandemi kali ini, pengembang lebih memilih menunda kenaikan harga properti sementara waktu.
“Ya tetaplah (stagnan), wong kita ini seharusnya naik dengan melemahnya rupiah. Kan barang-barang naik semua,” sambungnya.
Lembaga Riset Properti Colliers International di Indonesia melaporkan hampir seluruh lini bisnis properti terdampak oleh pandemi ini.
Untuk Apartemen, harga jualnya tercatat turun dari rata-rata kuartal sebelumnya. Dari harga jual Rp 34,8 juta per meter persegi pada kuartal IV-2019 menjadi hanya Rp 34,6 juta per meter persegi pada kuartal I-2020. Harga sewa apartemen juga mengalami penurunan hingga 5% di area CBD dan turun 2% di area non-CBD.
Demikian pula dengan Hotel, harga sewa hotel di Jakarta sejak Februari 2020 sudah mengalami penurunan dari rata-rata US$ 62 setara Rp 992.000/malam (kurs Rp 16.000/US$) menjadi US$ 60 atau Rp 960.000/malam. Bali lebih dalam lagi, dari rata-rata US$ 125 atau setara Rp 2 juta menjadi US$ 90 atau setara Rp 1,44 juta.
Belum ada komentar